REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini resmi mengundurkan diri dari partainya. Pengunduran diri disampaikan melalui surat resmi kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Faldo memang diisukan melompat ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sejak beberapa pekan kemarin.
Terlebih, sudah muncul iklan dukungan PSI kepada Faldo untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah di Sumatra Barat. Faldo sendiri mengaku sudah berkonsultasi dengan Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno terkait pengunduran dirinya ini. Ia mengaku pengunduran dirinya diambil dengan penuh pertimbangan dan tanpa intervensi dari pihak mana pun.
Faldo juga mengaku memang ingin fokus untuk proses pencalonan kepala daerah. Terkait hal itu, ia mundur dari partai berlambang matahari terbit demi menghindari kegaduhan setelah adanya dukungan dari PSI kepadanya untuk mencalonkan diri dalam pilkada.
"Saya hanya ingin menjaga situasi agar tetap kondusif. Banyak agenda besar ke depan," kata Faldo melalui pesan elektronik kepada Republika, Ahad (6/10).
Ia tidak ingin ada anggapan bahwa ia memicu kegaduhan. Apalagi, banyak agenda besar PAN yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Untuk hal ini, partai tersebut memerlukan keharmonisan dalam internal organisasi.
Karena itu, politikus muda ini tidak ingin niat itu membuatnya tidak dapat menjalankan tugas yang sudah diberikan oleh pimpinan PAN secara optimal. Namun, ia menyampaikan bahwa dirinya selalu ingin membuka diri untuk silaturahim serta bekerja sama dengan PAN pada kemudian hari.
Menanggapi isu dirinya akan bergabung dengan PSI, Faldo justru menyatakan ia belum mau berandai-andai tentang hal tersebut. Namun, ia menegaskan saat ini ingin menikmati liburan dan menghabiskan waktu bersama keluarganya sebelum mereka menetap di Sumatra Barat.
Faldo mengakui ada dukungan dari PSI terhadapnya. Hal itu menurut dia dapat dilihat dari sejumlah baliho yang terpasang di Sumbar dan iklan koran tersebut. Bahkan, Faldo menegaskan bahwa ia sudah menjalin sebuah kerja sama dengan PSI.
"Itulah komitmen dari PSI untuk mendukung anak muda. Meski belum resmi untuk deklarasi, yang jelas kami sudah bekerja bersama. Salah satunya, judicial review UU Pilkada terkait batasan usia dalam pencalonan kepala daerah," katanya menambahkan.
Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay menegaskan tidak ada yang dikhawatirkan dengan hengkangnya Faldo dari PAN. "Tidak ada hal yang spesial dari pengunduran diri Faldo. Kami menanggapinya biasa saja. Banyak kader kami yang tetap setia dan konsisten berjuang bersama-sama," ujar Saleh.
Ia menambahkan, kader-kader yang gabung dengan PAN juga banyak. Ada Syarifuddin Suding dan Haji Lulung dari kalangan politikus senior. Ada juga Farah Putri Nahlia, Slamet Ariayadi, Abdul Hakim Bafaqih, Mitra Fakhruddin, Athari Gauti, dan Fachry Pahlevi dari kalangan milenial. Mereka sama saja dengan Faldo. "Bedanya, mereka sabar dan gigih berjuang sehingga bisa langsung terpilih, sementara Faldo kelihatannya belum maksimal dan masih perlu kerja keras untuk terpilih," ujarnya.
PAN menyatakan tidak bisa menahan seseorang yang ingin keluar dari partai. Saleh mengaku, PAN mempersilakan Faldo mencoba mencari nuansa baru di partai lain. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan ia akan beruntung, lebih sabar, dan lebih gigih. “Waktu gabung dengan PAN kan juga atas dasar kerelaan dan keinginan sendiri. Sekarang ingin keluar, ya pasti tidak akan ditahan-tahan," kata Saleh.
Isu mundurnya Faldo dari PAN awalnya muncul dalam sebuah iklan banner di halaman depan koran lokal Sumatra Barat, harian umum Independen Singgalang, edisi 18 September 2019. Di iklan tersebut, Faldo tampak mengenakan kemeja putih dan peci hitam. Sementara itu, di sampingnya terlihat tulisan Sumangaik Baru dan logo Partai PSI. N kiki sakinah/ali mansur, ed: agus raharjo
https://ift.tt/2VhVP4S
October 07, 2019 at 07:32AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Keluar dari PAN, Faldo Kerja Sama dengan PSI di Pilkada"
Post a Comment