REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dompet Dhuafa Yogyakarta mengadakan pelatihan deteksi dini katarak dan screening retinopati diabetik. Kegiatan menggandeng Gerakan Pramuka DIY, Perdami dan RS Queen Latifa.
Katarak menjadi penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia. Data Depkes 2018, angka kebutaan mencapai tiga persen untuk penduduk usia di atas 50 tahun, yang 60 persennya disebabkan katarak.
Salah satu efek buruk katarak merupakan menurunnya produktivitas. Hal itu disebabkan terbatasnya penglihatan dan di level terparah menyebabkan kebutaan.
Ada beberapa yang menjadi penyebab katarak, salah satunya Diabetes Mellitus (DM). Penyakit ini menduduki peringkat empat dari 10 besar penyakit yang dialami masyarakat Yogyakarta.
Mulai pola makan masyarakat Yogyakarta yang cenderung suka manis sampai angka harapan hidup yang tinggi. Keduanya menjadi faktor logis tingginya DM di Yogyakarta.
Generasi muda yang terhimpun dalam Saka Bhakti Husada Pramuka mendapat pelatihan dan materi tentang katarak. Mulai faktor resiko, ciri-ciri, cara deteksi, hingga tindakan pencegahannya.
Materi disampaikan langsung dokter-dokter spesialis mata di Perdami. Kegiatan ini berlangsung di RS Queen Latifa Yogyakarta yang menjadi mitra program kesehatan Dompet Dhuafa Yogyakarta.
Humas Dompet Dhuafa Yogyakarta, Intan mengatakan, setelah pelatihan anggota-anggota Pramuka mempraktikkan langung kepada masyarakat. Mereka berperan menjadi case finder katarak.
"Masyarakat yang terdeteksi katarak nantinya akan dilakukan operasi katarak gratis pada 1 September 2019," kata Intan kepada Republika.co.id, Ahad (28/7).
Operasi merupakan tindakan paling efektif, efisien, menimbulkan manfaat paling tinggi dari tindakan prosedur lain. Sehingga, penderita katarak yang tadinya tidak produktif kembali produktif.
https://ift.tt/2YpOUGI
July 29, 2019 at 07:39AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Deteksi Katarak di Yogyakarta"
Post a Comment