REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama kuartal I tahun 2019, animo masyarakat Sumatera Utara (Sumut) terhadap pertalite terus positif. Konsumsinya sekitar 299.700 kilo liter (KL), atau meningkat 2,5 persen dibanding periode sama tahun 2018.
Unit Manager Communication & CSR MOR I, Roby Hervindo, menjelaskan hal tersebut disebabkan konsumen merasakan manfaat Pertalite. "Bahan bakar RON 90 ini memang punya jarak tempuh lebih jauh dibanding Premium. Dengan pembakaran lebih sempurna, tarikan mesin jadi lebih enteng," katanya.
Di sisi lain, konsumsi avtur menunjukkan penurunan cukup signifikan. Di bandara Kualanamu misalnya, penggunaan avtur turun 21,1 persen dibanding Januari-Maret 2018. Menurut Roby, hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya frekuensi pengisian avtur oleh maskapai.
Adapun di sisi elpiji, baik Bright Gas maupun Elpiji subsidi 3 kg mencatat peningkatan konsumsi. Konsumsi Bright Gas 5,5 kg pada kuartal I 2019 naik 21,45 persen dibandingkan periode sama 2018 atau sebanyak 34.000 tabung.
Konsumsi Elpiji subsidi 3 kg mencapai 29,6 juta tabung. Jumlah ini naik hampir tiga persen dibanding kuartal I 2018.
Saat ini, elpiji 3 kg subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin, secara proporsi mencapai 91 persen kebutuhan elpiji masyarakat Sumut. Elpiji nonsubsidi hanya mengisi sembilan persen. Padahal menurut data BPS Sumut, jumlah masyarakat miskin Sumut pada Maret 2018 hanya sekitar 9,2 persen.
“Kami terus mendorong agar masyarakat mampu beralih menggunakan elpiji nonsubsidi. Di antaranya melalui sosialisasi, dan program tukar tabung Elpiji 3 kg dengan Bright Gas 5,5 kg," tutur Roby.
Penukaran dua tabung elpiji 3 kg dengan Bright Gas 5,5 kg sudah dengan isi hanya Rp 67.500. Penukaran satu tabung elpiji 3 kg dengan Bright Gas 5,5 kg sudah termasuk isi hanya Rp 170.000.
http://bit.ly/2D3g8eG
April 08, 2019 at 04:46PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kuartal I 2019, Konsumsi Pertalite di Sumatera Utara Naik"
Post a Comment