Search

Senator AS Tuntut Kepala Intelijen Buka Pembunuh Khashoggi

Senator AS minta kepala intelejen menyerahkan laporan mengenai pembunuhan Khahoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat menyampaikan rancangan undang-undang (RUU) yang berisi permintaan kepada kepala intelejen AS untuk menyerahkan laporan yang belum diklasifikasikan soal pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Kahshoggi. Laporan itu mendesak agar sosok-sosok yang telribat dalam pembuhan Kahshoggi dikuak.

"Indentifikasi mereka yang melakukan, berpartisipasi dalam, memerintahkan, atau sebaliknya terlibat atau bertanggung jawab atas kematian Jamal Kahshoggi," ujar para senator dalam RUU seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (27/2).

Rancangan undang-undang tersebut dirancang oleh senator Ron Wyden, Martin Heinrich, Jack Reed, Kamal Harris, dan Chris Coon. Jika RUU disahkan, maka akan membuat direktur intelejen nasional, Dan Coats menyerahkan laporan dalam waktu 30 hari sejak berlakunya undang-undang tersebut.

Khashoggi dinyatakan hilang sejak ia memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu. Beberapa laporan menyatakan, rekaman audio dan video menunjukkan rincian mengerikan dari dugaan pembunuhannya di tangan warga Saudi setelah ia memasuki konsulat.

Kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi dibunuh secara brutal. Saudi awalnya membantah berperan dalam pembunuhan itu. Riyadh menyalahkan kematian Khashoggi atas operasi gagal yang dilakukan oleh agen-agen.

Para anggota parlemen AS lainnya juga mengambil sikap terhadap Arab Saudi. Mereka mengatakan sanksi diperlukan jika laporan kematian Khashoggi benar.

Pada November, CIA menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya terlihat malah membela MBS.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2GPLTuU

February 27, 2019 at 02:24PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Senator AS Tuntut Kepala Intelijen Buka Pembunuh Khashoggi"

Post a Comment

Powered by Blogger.