REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat meminta Bolivia segera mengadakan pemilihan kepala negara. Pernyataan itu muncul setelah presiden Bolivia Evo Morales dan wakil presiden García Linera mengundurkan diri, Ahad (10/11) siang.
Peristiwa tersebut, menurut AS, terjadi sangat cepat. Pengunduran diri keduanya harus segera diisi dengan pemilihan adil untuk mendukung demokrasi di negara tersebut. "Seperti yang telah kami nyatakan sebelumnya hari ini, kami mendesak OAS mengirim misi ke Bolivia untuk mengawasi proses pemilihan yang baru dan untuk memastikan Pengadilan Pemilihan yang baru benar-benar independen dan mencerminkan petak luas masyarakat Bolivia," ujar pernyataan Departemen Luar Negeri, merujuk pada Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) atau lembaga melakukan audit suara dari pemilihan 20 Oktober.
Menurut pernyataan itu, rakyat Bolivia berhak atas pemilihan yang bebas dan adil sesuai dengan konteks konstitusi negaranya. Untuk itu, AS menyerukan seluruh masyarakat Bolivia menahan diri dari kekerasan selama waktu yang masih tegang terjadi.
"Dan kami akan terus bekerja dengan mitra internasional kami untuk memastikan bahwa demokrasi dan tatanan konstitusional Bolivia bertahan," ujar pernyataan tersebut, dikutip dari CNN, Senin (11/11).
OAS mengungkapkan penyimpangan serius terjadi dalam pemilihan presiden Bolivia. Secara statistik tidak mungkin Morales dapat mengamankan margin 10 persen poin kemenangan yang diperlukan untuk tidak masuk pada pemilihan putaran kedua.
Sebelum ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memuji audit OAS. Dia mengatakan, AS mendukung pemilihan baru dan pemasangan dewan pemilihan baru.
"Untuk mengembalikan kredibilitas ke proses pemilihan, semua pejabat pemerintah dan pejabat organisasi politik yang terlibat dalam pemilu 20 Oktober yang cacat harus menyingkir dari proses pemilihan," kata Pompeo.
https://ift.tt/2O2t5tT
November 11, 2019 at 08:16AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS Minta Bolivia Segera Gelar Pemilihan Presiden"
Post a Comment