REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis mencapai target transaksi di agen digital atau BRIlink di pelosok desa tahun 2019 mencapai Rp 600 triliun. BRI menilai segmentasi pasar mikro memiliki potensi besar untuk tumbuh.
"Sebaran (Brilink) makin efektif dan layanan makin relevan membantu simpul-simpul yang tersebar melayani masyarakat," kata Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo di Konferensi Digital Indonesia di Jakarta, Kamis (28/11).
Menurut dia, hingga akhir kuartal tiga 2019, total transaksi di agen BRIlink sudah mencapai Rp 500 triliun dari 400 ribu agen. Pencapaian itu, kata dia, bahkan menyamai total transaksi agen selama tahun 2018 yang mencapai Rp 500 triliun.
Menurut dia, sebagian besar transaksi di antaranya dalam bentuk simpan pinjam hingga layanan pembayaran yang bisa dilakukan di BRIlink. Mencermati tingginya transaksi, ia optimistis transaksi di agen tahun 2020 bisa mencapai Rp 1.000 triliun.
Indra menjelaskan agen tersebut merupakan salah satu strategi digital yang digenjot bank BUMN tersebut untuk kontribusi bagi perekonomian masyarakat. Untuk mengakses kredit, lanjut dia, nasabah juga bisa mengakses aplikasi dalam jaringan melalui telepon pintar.
Meski sudah mengandalkan digitalisasi, sentuhan manusia melalui petugas yang disebut mantri juga masih tetap dibutuhkan. Pihaknya juga menyasar segmentasi ultramikro, yakni pembiayaan yang disalurkan dengan nilai kredit di bawah Rp 20 juta.
Hanya dengan pengajuan selama 10 menit, masyarakat bisa mendapatkan pinjaman tersebut asal persyaratan lengkap. "Sebelumnya butuh waktu dua hari, sekarang hanya dalam 10 menit sudah selesai," katanya.
https://ift.tt/2srcAQQ
November 29, 2019 at 07:15AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BRI: Transaksi Agen Digital Desa Bisa Capai Rp 600 Triliun"
Post a Comment