REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui pembatasan gerak sebagai langkah melindungi kesehatan di negara yang terjangkit wabah virus corona atau Covid-19 berdampak pada krisis ekonomi banyak negara. Banyak warga negara yang mengalami kesulitan ekonomi di tengah pandemi ini.
Dia mengatakan, ini lebih dari sekadar krisis kesehatan dan semua sadar akan konsekuensi sosial dan ekonomi yang mendalam dari pandemi ini. Dalam jangka pendek, negara-negara bisa meringankan beban mereka melalui program kesejahteraan sosial untuk memastikan orang memiliki makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
"Untuk beberapa negara, keringanan utang sangat penting untuk memungkinkan mereka menjaga rakyatnya dan menghindari keruntuhan ekonomi. Ini adalah area kerja sama antara WHO, IMF, dan Bank Dunia," kata dia dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan WHO di kantor pusatnya di Jenewa, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (4/4).
Tedros menambahkan, perjuangan melawan virus adalah perjuangan bersama untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian. Pembatasan yang diberlakukan banyak negara untuk melindungi kesehatan mengambil banyak korban dari pendapatan individu dan keluarga, serta ekonomi masyarakat dan negara.
Tegros menegaskan, cara terbaik bagi negara untuk mengakhiri pembatasan dan mengurangi dampak ekonomi mereka adalah dengan menyerang virus. "Lacak, uji, isolasi, dan rawat setiap kasus, lacak setiap kontak," kata Tedros.
Jika negara-negara terburu-buru mencabut pembatasan terlalu cepat, dia memperingatkan, virus dapat muncul kembali, dan dampak ekonominya bahkan bisa lebih parah dan berkepanjangan. Saat ini ada lebih dari satu juta kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi telah dilaporkan ke WHO, termasuk lebih dari 50 ribu kematian.
International Monetary Fund (IMF) punya 1 triliun dolar AS sebagai amunisi memerangi krisis Covid-19. Kepala IMF Kristalina Georgieva pada Jumat (4/4) waktu setempat mengingatkan bahwa negara-negara berkembang paling rentan dalam krisis virus corona ini. Krisis kali ini jauh lebih parah daripada krisis keuangan global satu dekade lalu.
"Krisis sekarang jauh lebih buruk daripada krisis keuangan global dan ini adalah krisis yang mengharuskan semua untuk bersatu," kata Georgieva.
Georgieva melanjutkan, pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang sangat rentan pada krisis ini. Dia menekankan persoalan ini sebab ada lebih dari 90 negara sejauh ini telah mendekati IMF untuk pendanaan darurat.
"Sistem kesehatan mereka sudah rapuh, dan sekarang mereka sangat terpukul secara ekonomi. IMF memberikan prioritas tinggi kepada negara-negara itu,” kata Georgieva.
https://ift.tt/39Iqmyu
April 04, 2020 at 07:19AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Keringanan Utang Penting untuk Hindari Keruntuhan Ekonomi"
Post a Comment