REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti tertera dalam buku The Groove Encyclopedia Islamic Art and Architecture, Jonathan Bloom dan Sheila Blair mengatakan, kedua sentra kerajinan kayu itu harus mendatangkan bahan baku dari luar wilayah dunia Islam.
Kedua sejarawan tersebut mencatat, sepanjang dua abad pertama hegemoni Islam, di beberapa wilayah semisal Afrika, Anatolia, dan Iran bagian utara, masih terdapat banyak kawasan berhutan. Kayu yang dihasilkan hutan itu digunakan untuk membuat kapal, furnitur, konstruksi bangunan, dan lainnya. Sebagian dari produk itu dijual ke berbagai wilayah.
Saat itu, kawasan oasis di seputar ibu kota Dinasti Umayyah, Damaskus, juga menyediakan kayu berkualitas tinggi. Kayu itu terutama merupakan pendorong bagi geliat industri berbahan kayu di sana.
Namun, ungkap Jonathan Bloom dan Sheila Blair, laju deforestasi menghadirkan dampak negatif. Persediaan bahan baku kayu semakin menyusut dan itu meluas hingga ke wilayah Mediterania Timur.
Sejarah mencatat, penguasa Dinasti Fatimiyah (969-1171) serta Sultan Salahuddin al-Ayyubi (1169-1252) memerintahkan agar dilakukan program penghijauan dan penanaman pohon. Hingga pada satu periode, kaum Muslim pernah mendatangkan bahan kayu dari Eropa Barat.
Ini membuat harga produk kerajinan kayu melambung tinggi. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena Paus, pemimpin spiritual kaum Nasrani, lantas melarang ekspor kayu ke dunia Islam karena khawatir akan digunakan untuk membuat kapal-kapal perang.
Kelangkaan kayu berukuran besar berimbas pada produk yang dihasilkan. Jika sebelumnya dapat dibuat berbagai barang dengan ukuran cukup besar dan panjang, maka kemudian lebih didominasi benda-benda kayu berukuran sedang dan kecil.
Benda dari kayu yang berukuran besar misalnya kapal, kereta kuda, kursi atau meja besar, pintu, dan mihrab. Adapun yang berukuran kecil antara lain lis jendela, tatakan buku, dan beragam ukiran.
Lebih jauh Jonathan Bloom dan Sheila Blair memaparkan, jenis-jenis pohon yang biasa digunakan sebagai bahan kerajinan kayu di antaranya pohon sycomore, jujube, akasia, oak, eboni, pinus, maupun batang pohon kurma.
https://ift.tt/2oca6Uy
October 25, 2019 at 07:57AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketika Salahuddin al-Ayyubi Perintahkan Program Penghijauan"
Post a Comment