REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Frederikus Bata, dari Manila, Filipina
Mata Edgar Xavier Marvelo berkaca-kaca saat diwawancarai awak media. Pewushu kelahiran 16 Desember 1998 itu mengalami guncangan batin yang cukup dalam.
Pada Selasa (3/12) siang, Edgar bertanding mewakili Indonesia di SEA Games 2019 di tengah suasana duka. Ayahnya yang bernama Lo Tjhiang Meng tutup usia pukul 13.00 WIB sesaat sebelum ia bertanding untuk mengharumkan nama bangsa di World Trade Centre, Metro Manila, Filipina.
Walau sedang berduka, Edgar mampu menjaga fokus dengan baik. Ia bahkan mampu meraih medali emas pada dua nomor. "Saya cuma jalankan apa yang papa saya pesan. Saya janji bakal ngelakuin ini," kata Edgar berusaha tegar.
Bungsu dari empat bersaudara itu kemudian melanjutkan ceritanya. Dengan tenang, ia menanggapi setiap pertanyaan dari awak media. Ia mengisahkan, saat mengikuti kejuaraan dunia dua bulan lalu, ia telah mengetahui dinamika kesehatan ayahnya.
Ayah Edgar, atau yang akrab disapa Ameng, sempat masuk rumah sakit. Kala itu, sang ayah melewati masa krisis. Edgar pun mendapat nasihat penguatan dari orang tuanya. "Pesan papa, apa pun yang terjadi sama papa, saya gak boleh berhenti wushu," ujar Edgar sambil meneteskan air mata.
Amanat tersebut ia jaga hingga hari ini. Bendera Merah Putih berdiri di posisi tertinggi di WTC. Edgar sukses membuat lagu "Indonesia Raya" berkumandang di tengah badai yang menimpa hidupnya.
Tak banyak yang ia lakukan dari negeri seberang. Saat jeda dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya, ia menjalin komunikasi dengan keluarganya di Jakarta.
Tadinya, Edgar berencana untuk langsung bertolak ke Tanah Air. Namun, karena badai topan melanda sejumlah daerah, termasuk Manila, bandara sempat ditutup. Penerbangan pun ditunda.
Dalam pertandingan kemarin, Edgar menjadi yang terbaik di nomor Gunshu Combine putra. Ia meraih 19,36 poin. Di tempat kedua, ada wakil Singapura Si Wei Lim Jowen dengan mengantongi nilai 19,320. Sementara, medali perunggu menjadi milik pewushu Vietnam, Xuan Hiep Tran, dengan mengemas 19,30 angka. "Senang dan bangga, emas ini untuk Indonesia dan untuk papa," ujar Edgar.
Edgar juga meraih emas di nomor Taulo Dulian putra. Kali ini atas nama tim bersama rekannya, Seraf Naro Siregar dan Harris Horatius. Mereka mengantongi 9.540 poin. Di tempat kedua, ada kontingen Brunei Darussalam yang mengoleksi 9.500 poin. Medali perunggu menjadi milik kontingen Filipina. Para pewushu putra tuan rumah mengemas 9.490 angka.
Merahasiakan
Kepala Tim Pelatih Wushu Indonesia Novita mengatakan, stafnya sudah menghubungi pihak yang mengatur tiket kepulangan Edgar. Sang juara bakal bertolak ke Jakarta pada Rabu (4/12), pukul 07.35 waktu setempat. "Kami sudah mengontak pihak ticketing agar Edgar pulang hari ini, tapi bandara ditutup. Jadinya, besok baru dia pulang," ujar Novita, kemarin,
Ia mengaku baru saja melihat seorang berjiwa besar. Sebagai pelatih, ia juga merasa terpukul. Sejak Selasa dini hari, ia mendengar kabar ayah Edgar masuk ICU lantaran mengalami penyakit jantung. Novita dan tim pelatih memilih merahasiakan informasi ini ke berbagai pihak terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar fokus Edgar tak terganggu, termasuk ke PBWI (Pengurus Besar Wushu Indonesia), CDM, dan kontingen Indonesia secara keseluruhan.
Waktu berjalan, tibalah pada hari pertandingan. Beberapa jam sebelum tampil, ia menanyakan lagi kondisi mental Edgar. Sang atlet mengaku siap. Kemudian, juara dunia wushu nomor Gunshu putra itu memasuki sesi pemanasan. Novita pun merangkul anak asuhnya. "Saya minta dia melepaskan semuanya, di situ dia benar-benar menangis," tuturnya bercerita.
Tim pelatih, menurut Novita, berpesan agar Edgar mengikhlaskan keadaan ini. Sebab, nasib seorang manusia di tangan yang kuasa. "Alhamdulillah, Edgar the real champion (sang juara sejati). Dia bisa mengatasi keadaan ini," ujarnya.
Novita mengatakan, tim pelatih cukup puas dengan raihan cabor wushu. "Target dua emas untuk cabor wushu sudah tercapai. Meskipun hari pertama kami sempat kecewa saat ada pemotongan nilai untuk Edgar," kata dia.
Di tempat yang sama, Harris Horatius meraih medali perak di nomor Taolo Nanquan putra. Koleksi poin Harris mencapai 9.630. Di peringkat pertama, ada Quoc Khanh Pham dari Vietnam dengan poin 9.650. Medali perunggu diraih Mohammad Adi Salihin Roslan asal Brunei Darussalam. Roslan mendapat 9.620 angka.
Hingga Selasa (3/12) siang, Indonesia berada di peringkat keempat klasemen sementara. Para atlet Merah Putih sudah meraih 10 medali emas, 12 perak, dan 13 perunggu. ed: satria kartika yudha
https://ift.tt/2LhAaWU
December 04, 2019 at 07:42AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Edgar Raih Dua Emas Wushu di Tengah Duka"
Post a Comment