REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia kedokteran tumbuh begitu pesat di era kejayaan Islam. Di bawah kekuasaan Kekaisaran Seljuk Agung sebuah dinasti Islam yang berkuasa di Asia Tengah dan Timur Tengah pada abad ke-11 hingga 14 M, studi kedokteran berkembang dan telah melahirkan sederet dokter Muslim terkemuka.
Pada zaman kekhalifahan, madrasah-madrasah yang tersebar di berbagai kota Islam mengajarkan ilmu kedokteran, selain ilmu pengetahuan lainnya. Syeikh al-Tibb, salah seorang guru besar pada zaman itu, mengungkapkan, di madrasah Muayyadiya dan madrasah Mansuriyyah di Kairo, Mesir telah diajarkan ilmu kedokteran.
Meskipun sejumlah madrasah di kota-kota lain seperti Kairo maupun Baghdad terdapat mata pelajaran kedokteran, tidak ada catatan yang menunjukkan adanya mata pelajaran kedokteran di madrasah Turki era Seljuk. Kedokteran pada era Seljuk diajarkan melalui hubungan antara guru dan murid yang magang.
Sebuah catatan menunjukkan pendidikan kedokteran pada era Seljuk tak dilakukan di madrasah, melainkan langsung di rumah sakit. Dalam dokumen tercatat ada seorang dokter bernama Burhan Al-Din Abu Bakr, mendapatkan ilmu dari gurunya, seorang dokter bernama Izzeddin yang bekerja di Rumah Sakit Konya. Burhan diajarkan untuk merawat dan menyembuhkan pasiennya dengan penuh kasih sayang.
Selain itu, ia juga dilarang mendiskriminasi pasien yang dirawatnya, sekalipun mengidap penyakit gila. Para calon dokter pun diajarkan untuk tak membedakan pasiennya berdasarkan status, kaya atau miskin. Semua harus diperlakukan secara sama.
Menurut sejumlah literatur di Turki, pada era Dinasti Seljuk, banyak dokter yang aktif di kota, terutama masa kepemimpinan Kilic Arslan II and Ala Al-Din Keykubad. Pada masa kepemimpinan mereka, banyak dokter yang diundang ke Anatolia. Bahkan sejumlah dokter dikirim untuk misi politik ke luar negeri karena kemampuan intelek tualnya.
Salah seorang dokter yang dikirim ke luar negeri untuk menjalani misi politik adalah Abu Bakr bin Yusuf. Sejumlah dokter pada masa itu ada yang bekerja di rumah sakit. Namun ada juga yang melakukan perjalanan dari kota ke kota untuk mendatangi dan mengobati para pasiennya.
Sebuah catatan sejarah pernah menyebutkan, seorang dokter yang bernama Saduddin Mes’ud mengirim sebuah surat kepada temannya. Dalam surat itu, ia mengatakan akan melakukan perjalanan ke sejumlah kota seperti Sinop, Kastamonu, Amasya dan Niksar. Tujuannya untuk mengobati para pasiennya. Dia juga mengunjungi Canik karena sejumlah pasien sudah menunggunya.
https://ift.tt/2lMX4vB
September 26, 2019 at 07:07AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Studi Kedokteran Dinasti Seljuk, Seperti Apa?"
Post a Comment