REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan perusahaan tidak akan mampu menanggung subsidi dan insentif untuk para pelanggan rumah tangga yang non subsdi. Sebab, kebutuhan dana untuk bisa menopang kelompok 900 VA non subsidi dan 1.300 VA bisa mencapai Rp 16,9 triliun.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan kebutuhan dana yang tak sedikit tersebut didapat dari jumlah pelanggan 900 VA yang mencapai 22,7 juta pelanggan. Padahal, tagihan listrik kelompok ini mencapai Rp 143 ribu per pelanggan per bulan.
Sedangkan untuk kelompok 1.300 VA ada 11,7 juta pelanggan yang tagihan listriknya mencapai Rp 221 ribu per pelanggan per bulan.
"Jadi kalau ada rencana insentif untuk dua golongan ini, kita harus siapkan 16,9 triliun per bulan. Jadi, itu yang barang tentu diluar kemampuan PLN untuk bisa melaksanakan hal itu. Hanya pemerintah yang bisa melaksanakan itu," ujar Zul dalam rapat daring bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (22/4).
Ia menjelaskan saat ini PLN hanya mampu menalangi subsidi yang diperuntukan untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA golongan subsidi. Itupun, nantinya PLN akan menagihkannya kepada pemerintah.
"Tetapi memang kami talangi dulu dan kami akan meminta kepada pemerintah. Semoga pemerintah akan membayar subsidi tambahan ini berbarengan dengan subsidi yang ada di tahun berjalan," ujar Zul.
Namun, apabila memang pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk bisa melakukan pelebaran subsidi kepada para pelanggan rumah tangga lain, PLN tetap akan melaksanakannya.
"Namun, saya ingin sampaikan apabila dimasa yang akan datang ada keputusan pemerintah terkait itu akan kami laksanakan. Namun, jika itu diminta PLN dalam kemampuan keuangan kami, kami ingin sampaikan ini sangat suliit. Kami gak punya kemampuan untuk itu," tegas Zul.
https://ift.tt/2zj4b5j
April 22, 2020 at 01:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pelanggan Rumah Tangga Minta Subsidi, PLN: Butuh Rp 16,9 T"
Post a Comment